Sabtu, 27 Februari 2010

Teman --> Musuh ?

Dosen saya pernah berkata, "Kamu mungkin masih enak2an aja berteman sama teman2 sekampus, tapi lihat deh nanti, setelah kerja teman kalian itu malah menjadi musuh". Pertamanya saya ga setuju dengan pernyataan dosen saya ini, tapi lama2 kok ada benarnya juga ya?. Malah anak yang awalnya ga dekat atau bisa di bilang kurang akrab (netral di minusin) malah jadi teman yang baik bagi saya, sedangkan teman yang akrab malah cenderung saya benci.
Mengapa hal ini terjadi?, mungkin karena pada saat masih teman sekampus atau sekelas kita selalu memelihara keakraban dan menambah positifnya pertemanan. Tapi setelah berpisah, orang yang dulu jadi teman kita memiliki teman2 baru yang lain, sulit untuk memperhatikan kita karena keadaan, dan cenderung bersikap lebih sinis pada kita daripada sebelumnya. Istilahnya ya, dari 0 (ga kenal) ke 100 (sahabat), dan karena situasi dan kondisi, jadi mundur ke 50, nah... biasanya orang2 sekitar itu melihat perubahannya dari 100 ke 50, alias minus 50, karena yang dilihat minusnya terus, akhirnya terus lanjut ke minus sampai kurang dari 0, alias musuh.
Berbeda dengan anak2 jaman dahulu, karena terbatasnya sarana komunikasi, ketika mereka pisah, mereka benar2 ga ada hubungan komunikasi lagi dan itu karena situasi dan kondisi yang menutup, hal ini mengurangi nilai persahabatan mereka tanpa didasari kebencian. Dan akhirnya ketika mereka bertemu, yang terjadi adalah kangen2an, mengenang masa lalu, dsb., bahkan mereka juga akan seperti itu bila bertemu dengan teman yang mereka tidak sukai semasa kanak2 atau remaja. Lah generasi kita, semuanya bisa jadi musuh dan semuanya bisa terasa mengesalkan.

0 comments: